Rabu, 24 Oktober 2012

Sandal yang Menyelamatkan Hidupku

Tidak ada yang dapat mengulang kembali kehidupan, tapi semua orang dapat memulainya sekarang dan membuat akhir yang baru.
Carl Bard

Masa sekolah menengah pertama adalah masa-masa yang suram dalam hidupku. Waktu itu aku merasa tidak mempunyai teman, kecuali satu orang. "Teman" ini selalu mengatakan kami akan selalu "berteman selamanya". Teman adalah seseorang yang memperhatikan kita dan selalu ada jika kita sedang bersedih. Tapi, aku tidak pernah merasakan semua itu darinya.

Kami hanya bersama di satu kelas mata pelajaran, jadi aku tidak terlalu sering melihatnya. Ia selau sibuk dengan urusannya-pacarnya, kehidupan sosialnya, dan teman-temannya yang lain. Bila aku sedang berjalan sendirian di sepanjang koridor, aku pasti melihanya bergandengan tangan dengan orang lain. Ia hanya menatapku seiring aku berjalan melewatinya. Ia tak pernah datang untuk berbicara padaku kecuali di kelas itu.

Di suatu hari yang hujan, aku mengirimkan instant-message lewat internet kepadanya. Kupikir akan sangat mengasikkan bila kami dapat berbincang-bincang di internet. Kami mulai chatting, mengobrolkan sekolah, anak-anak cowok, dan hal-hal lain yang memang seharusnya dibicarakan dua cewek praremaja normal. Lalu aku bilang aku mempunyai sebuah CD film baru, dan aku mengundangnya datang ke rumah untuk menontonnya bersama. Aku menunggu dan menunggu balasannya. Ketika akhirnya ia membalas rasanya bagaikan sebuah pisau mengiris hatiku.

Ia bilang, "Kenapa kamu pikir aku mau datang dan menonton film bersamamu? Setiap kali kamu mempunyai barang baru kamu selalu datang kepadaku dan membicarakannya sampai aku bosan. Kamu selalu membicarakan semua hal setiap saat." Aku kelimpungan meminta maaf kepadanya. Aku tidak bermaksud seperti itu, dan terus meminta maaf.

Ia membalas, "Aku tidak mau duduk di sini dan meributkan masalah itu denganmu, meskipun semua itu adalah kenyataan." dan ia memutuskan hubungan.

Aku terus duduk di depan komputer untuk beberapa menit. Aku masih tidak dapat mengerti bagaimana seseorang yang mengaku temanku dapat berkata seperti itu. Aku pergi ke ruang keluarga dan duduk di samping ibuku, lalu tangisku meledak Ibu mencoba mnghiburku dan meyakinkan aku bahwa semua akan baik-baik saja.

Aku tidak dapat tidur malam itu. Aku merasa sangat kesepian, sepertinya tidak ada yang mencintaiku. Sepertinya orang-orang hanya mendekatiku bila mereka membutuhkanku. Aku merasa seperti tidak terlihat. Aku terus menangis sepanjang malam.

Keesokan harinya, aku terbangun sekitar pukul 8 pagi. Ibuku masuk ke kamarku dan bilang ia dan ayahku akan pergi ke dokter. Mereka akan pulang dalam beberapa jam. Setelah mereka pergi aku duduk di tempat tidurku dan berpikir apa yang sebaiknya aku lakukan. Lalu sesuatu terlintas dalam kepalaku.

Aku akan bunuh diri hingga semua orang tidak perlu berpura-pura lagi melihatku atau memerhatikanku atau mengaku temanku. Kehidupan sosialku adalah satu-satunya alasan dari keputusanku. Yah, di samping itu, aku pun selalu mendapat nilai yang buruk - itu juga dapat menjadi alasanku.

Aku duduk dan memikirkan cara untuk melakukannya. Menembak kepalaku, minum obat tidur banyak-banyak, atau mengiris pergelangan tanganku? Akhirnya aku memilih obat tidur. Aku mengambil sebotol obat tidur dari meja di samping tempat tidurku sambil menulis surat terakhir untuk keluarga dan teman-temanku.

Aku sudah siap membuka tutup botolnya ketika tiba-tiba telpon berdering.

Ternyata iburku yang menelpon. Ia menanyakan ukuran kakiku karena ia melihat sepasang sandal warna biru laut yang cantik di toko. Aku bilang, "ohh.. ya, baiklah, ukuranku sebelas."

Lalu ia bertanya, "Ada apa, sayang? Kamu baik-baik saja?"

Aku menjawab, "Ya, mom, aku tidak apa-apa."

Kemudian aku mendengar kata-kata yang sepertinya lama sekali tak pernah kudengar dari semua orang, "I LOVE YOU", aku akan pulang satu jam lagi." Aku menutup telepon. Duduk termenung, dengan obat tidur di tanganku. Berpikir, kenapa aku sampai melupakan orang-orang yang benar-benar mencintaiku?

Ketika ibuku pulang, ia memelukku, menciumku dan mengatakan ia mencintaiku berkali-kali. Aku tak pernah menceritakan apa yang baru saja akan kulakukan.

Hari berikutnya, "teman"ku memanggil dan berkata, "aku hanya bercanda kemarin." Aku juga tak pernah menceritakan niatku untuk bunuh diri kepadanya. Aku menyimpan rahasia ini untuk diriku sendiri. Sampai sekarang, aku belum menceritakan kejadian itu kepada seorang pun. Aku tidak pernah menyalahkan orang lain. Aku menyalahkan diriku sendiri.

Aku sangat bersyukur ibuku meneleponku saat itu. Aku menjadi sadar kalau aku dicintai dan diperhatikan. Bunuh diri bukanlah jalan keluarnya. Mungkin aku hanya perlu mendengar kata "I LOVE YOU" lebih sering lagi. Mungkin kita semua perlu itu. Aku harus menyadari dukungan dan cinta dari keluargaku. Bahkan saat aku mendapati banyak rintangan di sekolah. Aku pun sadar, aku juga harus ada untuk mereka.

Dari kesimpulanku tentang persahabatan, ibuku adalah sahabat terbaik. Ibuku tidak tahu betapa aku menganggapnya sangat istimewa dan menjadi pahlawan bagiku. Terima kasih, Mom, karena cintamu yang begitu besar. Karena kau telah menyelamatkan hidupku-tanpa kau ketahui. Kau adalah sahabatku selamanya.


Sumber: Chicken Soup for Preteen Soul

Hidup begitu berharga untuk disia-siakan kini hanya tinggal bagaimana cara kita untuk mengisi kehidupan ini dengan hal yang baik..
Dalam hidup mungkin akan terdapat banyak sekali rintangan dan tantangan yang membuat kita lelah dan ingin menyerah
Namun harus kita sadari setelah kita dapat mengalahkan semua permasalahan itu kita akan mendapatkan hidup baru yang lebih baik
Kita akan mendapatkan sayap indah setelah proses yang lama dan menyakitkan
Harus kita sadari tidak ada emas murni yang takut akan api, karena semakin lama dibakar dalam api maka akan semakin murni emas itu
Begitu pula kita
Terkadang hidup memang terasa begitu sulit namun semua ada masa dan waktunya
Satu persatu masalah akan timbul dan silih beganti 
Namun tak selamanya hidup hanya terisi oleh masalah
Akan ada hasil dan buah yang manis nanti diakhirnya
Terkadang akupun dapat merasa lelah dan ingin menyerah apalagi tanpa dukungan
Tapi semua pasti bisa kita lalui selama masih ada semangat di hati ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar