Kamis, 02 September 2021

Lelah dan Rasa Ingin Menyerah

Aku baru menyelesaikan sebuah buku berjudul, "Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah" karya Geul Bae Woo. Buku yang menarik, ringan dan mudah dibaca, mungkin aku menyelesaikannya terlalu cepat. Aku merasa satu hal yang paling utama yang diungkapkan dalam buku itu. Istirahatlah, cari hal yang kau sukai, tidak apa untuk tidak baik-baik saja, jangan dengarkan orang lain, lakukan apa yang kau sukai dengan bertanggung jawab.

Bukan buku penuh motivasi yang menggairahkan yang akan membuatmu menggebu-gebu penuh semangat setelah menyelesaikannya, tapi buku yang ringan dan menenangkan. Buku yang seakan-akan ada seseorang disamping kita yang akan mendukung kita dan berkata, "tidak apa-apa". Bukan artinya kita akan terus-terusan terjatuh pada lubang yang sama, tapi hidup ini tidak sempurna, selalu ada kesalahan yang akan kita lakukan. Jangan jadikan satu kesalahan membuat kita tidak ingin lagi berusaha dan jatuh dalam jurang rasa ketidak berdayaan.

Dalam buku dikatakan akan ada kesempatan lainnya untuk kita memilih, meski aku rasa tidak selalu ada kesempatan kedua dalam kehidupan ini yang akan benar-benar sama persis, tetapi untuk kesempatan lainnya tentu akan ada. Selama kita tidak menyerah.

Ada banyak kata-kata dalam buku yang mengingatkan kita untuk menyayangi diri kita sendiri. Aku rasa itu hal yang sangat penting, menyayangi diri sendiri. Bukan berarti menjadi egois, tapi bila kita terlalu memikirkan pandangan orang lain, terlalu memikirkan pendapat orang lain, kita hidup bukan sebagai diri kita sendiri, tetapi sebagai cerminan bagaimana orang lain melihat kita. Kemungkinan besar kita akan menjadi tidak bahagia dan berakhir menjadi terlalu lelah. Karena kita tidak menjadi diri kita sendiri, kita tidak melalukan apa yang kita sukai, dan akan berakhir kita menjadi benci dengan bayangan diri kita sendiri, dan terus berusaha untuk mendapat simpati dari orang lain. Akan menjadi lingkaran setan yang menyesatkan kita. Fondasi pertama adalah kita harus menyayangi diri kita sendiri, menghargai diri kita sendiri. Sehingga kita tidak akan mudah tumbang dengan akar yang kuat, meski kita bergoyang karena angin yang kencang.

Lalu kata lain yang sering kali diulang dalam buku, istirahatlah. Saat kau lelah tidak perlu memaksakan diri, tidak apa untuk beristirahat dan melakukan apa yang kau sukai. Sayang, beristirahatlah, kau sudah melakukan yang terbaik. Jangan berkecil hati. Mari bersemangat dan mulai memperhatikan diri kita sendiri.

Salam,


Penuh perasaan bersyukur.