Aku mungkin menulis kisah ini tidak dengan hati yang
sepenuhnya bahagia, aku menulis dengan sedikit kesedihan yang bahkan tak dapat
aku mengerti dan aku artikan sendiri. Ada rasa yang mengganjal di dalam hati
ini yang tak dapat aku jelaskan pula. Hanya saja aku merasa semua akan lebih
baik dan dapat kembali menjadi baik seandainya aku menulis. Ada satu hal yang
salah dan kurang dalam hal ini yaitu perasaanku sendiri yang tak dapat aku
mengerti sehingga aku hanya menulis, tak mengerti apa yang ingin aku ungkapkan
dalam tulisan ini. (Jadi maaf bagi para pembaca bila apa yang saya ungkapkan
menjadi berputar-putar dan membingungkan).
Hanya saja ada sebuah kisah yang bagiku sangatlah menarik
bagi kita semua yang sedang terjebak dalam sebuah perangkap yang mungkin dibuat
oleh seseorang atau oleh suatu keadaan tertentu, tapi tahukah kita bahwa kita
dapat terjebak dalam perangkap itu bukan sepenuhnya salah sang pembuat
perangkap tersebut.
Seperti kisah penangkap monyet yang membuat perangkap dari
botol-botol yang telah diisi makanan atau dapat pula dari batok-batok buah
kelapa yang sudah dibuat sedemikian rupa sehingga para monyet dapat memasukkan
tanggannya kedalam jebakan yang manusia buat karena terpancing oleh makanan
yang ada di dalam botol atau batok kelapa tersebut. Sehingga para monyet
tersebut akan mengambil makanan-makanan yang ada di dalam jebakan dengan tangan
mengepal (mengenggam) dan oleh sebab itu para monyet tersebut tidak dapat
menarik tangan mereka keluar.
Namun tahukah para monyet yang terjebak tersebut, mereka
tidak sesungguhnya terjebak dalam sebuah perangkap, ada cara dimana mereka
dapat melepaskannya. Tahukah para pembaca sekalian bagaimana mereka dapat
terlepas dari perangkap tersebut?