Minggu, 01 Maret 2015

Syukur dan penghargaan


Terima kasih Buddha untuk sekian banyak cinta yang telah hadir disekelilingku, terima kasih untuk kedua orang tua yang telah mengasihiku hingga saat ini, orang tuaku mungkin bukan yang terbaik di dunia ini, tetapi mereka adalah yang terbaik di sepanjang kehidupanku.

Entah sekarang akan jadi seperti apa jika bukan karena bimbingan mereka, meski sering kali aku lupa dan menganggap semua yang mereka katakan mengganggu dan terlalu ikut campur dalam kehidupanku, tapi bukankah harus aku ingat bahwa kehidupan ini berasal dari mereka, meski bukan milik mereka.

Karena mungkin mereka juga lupa bahwa kehidupan ini memang dari mereka tapi bukan milik mereka. Dengan segala informasi dan perubahan dalam kehidupan ini, sudah terlalu banyak paham yang berubah, banyak anak muda yang berpikir bahwa orang tua mereka mengganggu, bahwa mereka sudah dewasa dan ingin hidup sendiri, tapi bagaimanapun meski kehidupan kita ini bukan milik kedua orang tua kita, tetap saja kehidupan ini berasal dari mana? Kita harus ingat.

Karena bagaimanapun, meski zaman sudah semaju apapun, kata terima kasih tetaplah akan ada dalam dunia ini, akan tetap dikenal dalam kehidupan ini, meski mungkin tidak semua orang akan mengingat untuk berterima kasih pada orang lain. Tetapi rasa syukur itu tak akan pernah lenyap kata terima kasih itu tak akan pernah lenyap. Bukankah sesuatu yang terlupakan tidak berarti hilang? Meski mungkin suatu saat nanti akan semakin banyak orang yang tidak mau mengucapakan terima kasih bukan berarti kata terima kasih itu akan lenyap.

Begitu pula dengan hubungan kita dan orang tua kita, bagaimanapun juga zaman maju nantinya tidak akan mungkin robot bisa membuat kehidupan baru di dunia ini, tak akan mungkin teknologi menciptakan ketulusan kasih dari orang tua yang menyayangi anaknya. Tak mungkin teknologi menggantikan kehangatan pelukan seorang ibu, tak mungkin teknologi menggantikan peluh seorang ayah yang mencari nafkah.

Maka tak boleh pula kita lupa dari mana sumber kehidupan kita ini berasal.

Meski secanggih apapun teknologi saat ini, yang bisa membuat orang yang jauh terasa dekat, tetapi secara nyata kehadiran tersebut hanyalah visualisasi dari dirinya, tetap saja apa yang ada itu hanya alat yang dingin dan tidak membawa kehangatan, bagaimanapun juga teknologi saat ini tidak bisa menggantikan perasaan bahagia saat berkumpul dengan orang-orang yang kita kasihi, bagaimanpun juga teknologi saat ini hanya dapat mengobati rindu karena raga yang berjauhan.

Oleh sebab itu, jagalah semua sumber kehangatan di sekitarmu, jangan sampai semua terlupakan hanya karena benda dingin yang selalu kau genggam dengan khayalan bahwa visualisasi yang menyerang perasaanmu itu nyata, bagaimanapun sebuah teknologi memvisualisasikan orang yang terkasih nan jauh disana ia tak dapat menampilkan seseorang yang sudah tiada untuk dapat berkomunikasi lagi denganmu, bagaimanapun teknologi memvisualisasikannya, ia akan tetap berbentuk sama seperti gadget bukan manusia.

Bagaimanapun saya bukan manusia purba yang tidak mengikuti perkembangan zaman, hanya saja saya berharap bahwa kita tidak terlena oleh visualisai yang ditampilkan oleh gadget kita hingga kita lupa bahwa orang-orang yang ada disamping kita itu adalah nyata. Jangan sampai semua waktu yang berharga itu hilang berlalu dengan penyesalan karena belum menikmati masa-masa bersama.