Kamis, 01 November 2012

10 Alam Semesta dalam Agama Buddha (Mahayana)

Didalam ajaran agama Buddha dikenal adanya 10 alam semesta (Dasa Dharma Dhatu) yang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Kelompok yang suci yang tidak tumimbal lahir lagi:
  • Alam Buddha (Buddha Dhatu)
  • Alam Prayetka Buddha (Prayetka Buddha Dhathu)
  • Alam Bodhisattva (Bodhisattva Dhatu)al
  • Alam Arhat (Arhat Dhatu)
2. Kelompok yang belum suci yang masih tumimbal lahir lagi:
  • Alam Dewa (Dewa Dhatu)
  • Alam Manusia (Manusya Dhatu)
  • Alam Asura
  • Alam Binatang (Triyak Dhatu)
  • Alam Setan Gentayangan (Preta Dhatu)
  • Alam Neraka (Naraka Dhatu)

ALAM BUDDHA

Alam Buddha adalah alam yang maha sempurna disebut Nirvana, makhluk yang terlahir di alam ini telah melaksanakan Sadparamita dengan sempurna sehingga memperoleh tingkat pencerahan Bodhi yang tiada taranya (Anuttara Samyaksambodhi), jasa dan pahala-Nya telah berlimpah-limpah serta mempunyai kemampuan membimbing semua makhluk yang berjodoh agar memperoleh kesadaran Bodhicitta dan membina diri keluar dari roda samsara sampai tercapainya Nirvana.

Sadparamita : artinya enam perbuatan kesempurnaan agung tanpa pamrih, yaitu:
  • Kemurahan hati tanpa pamrih (Dana)
  • Disiplin moral tanpa pamrih (Sila)
  • Kesabaran tanpa pamrih (Ksanti)
  • Semangat ketekunan untuk maju (Virya)
  • Meditasi (Dyyana)
  • Kebijaksanaan (Prajna)

ALAM PRAYETKA BUDDHA

Alam Prayetka Buddha adalah manusia yang dengan usaha dan pengetahuan sendiri telah melatih dan berhasil memutuskan dengan sempurna 12 rantai sebab musabab yang saling bergantungan (Dvadasanga Pratityasamutpada), dan memperoleh pencerahan Prayetka Bodhi, akan tetapi paramitanya terbatas, sehingga Prayetka Buddha pengikutnya kurang, dan sering disebut Buddha sendiri.

ALAM BODHISATTVA

Alam Bodhisattva dihuni oleh siswa Hyang Buddha yang telah melaksanakan Maitri dan Karuna, landasan ke-Boddhian, Sad-Paramita yang banyak, menolong para makhluk dari derita, tetapi pahalanya belum berlimpah-limpah, mempunyai kemampuan untuk menolong dirinya sendiri, serta semua makhluk yang berjodoh, agar bebas dari alam sengsara/duniawi.

ALAM ARHAT

Alam Arhat dihuni oleh siswa Hyang Buddha yang telah sempurna melaksanakan 4 kesunyataan mulia (Catur Aryasatyani) sempurna, melaksanakan sila, samadhi, prajna yang berdasarkan ajaran Samyaksambuddha sehingga mencapai pencerahan Sravaka Boddhi untuk dirinya sendiri atau telah bebas dari tumimbal lahir.

4 kesunyataan mulia (Catur Aryasatyani):
  1. Adanya Duhkha / derita / Duhkha Aryasatya
  2. Sebab musabab timbulnya Duhkha / Duhkha Samudaya Aryasatya
  3. Terhentinya Duhkha / Duhkha Nirodha Aryasatya
  4. Jalan untuk menghentikan Duhkha / Duhkha Gamini Pratipad Aryasatya (Jalan Mulia Berunsur Delapan)
ALAM DEWA

Alam Dewa dihuni oleh para Dewa dan Dewi yang diliputi oleh kegembiraan, usia panjang dan kemakmuran yang berlimpah-limpah. Makhluk yang dapat dilahirkan dialam ini, telah sempurna menjalankan 10 perbuatan bajik (Dasa Kusala Karma) dan melakukan pancasila dengan baik, bila pahala kebajikannya telah habis dinikmati, maka ia juga tumimbal lahir lagi di alam manusia.

Dasa Kusala Karma:

3 Karma dari tubuh
  • Tidak membunuh
  • Tidak mencuri
  • Tidak berzinah
4 Karma dari mulut
  • Tidak berbohong
  • Tidak berkata buruk
  • Tidak berkata kasar
  • Tidak memfitnah
3 Karma dari pikiran
  • Tidak serakah / lobha
  • Tidak benci / dosa
  • Tidak bodoh / Moha

ALAM MANUSIA

Alam manusia dihuni oleh manusia yang terikat oleh kondisi ketidakkekalan / Anicca (Pali), Anitya (Sansekerta), dukkha / derita dan An-atman / Anatha / tiada inti yang kekal, setelah meninggal dapat berproses tumimbal lahir di salah satu dari 10 alam besar sesuai dengan karmanya. Untuk dapat dilahirkan sebagai manusia yang bahagia manusia harus menjalankan pancasila dan dasa kusala karma dengan baik.

Pancasila Buddhis:

Pancasila agama Buddha adalah sila pokok yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Buddha yang saleh, meliputi:
  1. Dilarang membunuh
  2. Dilarang mencuri
  3. Dilarang berbuat perbuatan asusila
  4. Dilarang berdusta
  5. Dilarang minum minuman yang dapat menghilangkan kesadaran (mabuk-mabukan)

ALAM ASURA

Alam asura adalah alam yang penuh keinginan, ketidakpuasan. Makhluk yang dilahirkan di alam asura ini, selalu melakukan perbuatan berdasarkan keinginannya, ia tidak menjalankan pancasila dan dasa kusala karma, akan tetapi melatih diri dengan samadhi, sehingga memperoleh kekuatan gaib yang mudah untuk melakukan sesuatu sesuka hatinya. Alam asura mempunyai napsu keinginan dan emosi yang luar biasa, serta mempunyai kekuatan, kesaktian seperti Dewa, akan tetapi alam asura diliputi dengan kegelisahan, ketidak tentraman, kemarahan, ketidakpuasan. Jangka waktu hidupnya lebih panjang dari usia manusia, setelah meninggal ia bisa tumimbal lahir lagi di alam manusia, binatang, setan gentayangan, neraka.

ALAM BINATANG

Alam binatang yaitu alam yang dihuni oleh makhluk binatang. Alam binatang diliputi dengan ketidakkekalan, derita, tanpa inti, kegelisahan, kebodohan, serta tidak mempunyai akal dan budi. Makhluk yang terlahir di alam ini karena semasa hidupnya ia selalu melanggar pancasila dan dasa kusala karma, melakukan tindakan yang negatif (Akusala Karma), tidak kenal budi, tidak dapat membedakan mana yang benar dan salah, tidak menggunakan akal budi dan tidak mau belajar Dharma.

ALAM SETAN GENTAYANGAN

Alam setan gentayangan dihuni oleh para makhluk halus yang gentayangan. Makhluk yang dilahirkan di alam preta ini karena semasa ia menjadi manusia selalu melanggar pancasila dan dasa kusala karma, maka di dalam pikiran, ucapan, perbuatannya ia selalu melakukan dosa, moha dan lobha. Alam setan gentayangan penuh dengan penderitaan, kepanasan, kehausan, kegelisahan, kelaparan dan jangka waktu hidupnya berbeda-beda. Setelah meninggal dunia ia bisa tumimbal lahir lagi sesuai timbunan karma masa lalunya.

ALAM NERAKA

Alam neraka yaitu alam yang dihuni oleh para makhluk yang melakukan perbuatan karma buruk, yang tidak ada perbuatan karma baiknya. Makhluk yang dilahirkan di alam neraka karena ia selalu melanggar pancasila dan dasa kusala karma, serta pikirannya selalu diliputi dengan kebencian, kebodohan dan keserakahan yang tiada taranya, semasa hidupnya tidak berbakti dan menyusahkan kedua orang tuanya. Demikian juga dengan makhluk yang telah melakukan 5 perbuatan buruk (Pancanantarya - papakarma) akan langsung tumimbal lahir di alam neraka.

Pancanantarya - papakarma (5 pebuatan buruk):
  1. Membunuh ibu atau ayah
  2. Membunuh guru
  3. Membunuh seorang Arhat
  4. Memecah belah Sangha
  5. Mengeluarkan darah seorang Buddha

Sumber : Apa yang Harus Diketahui Oleh Umat Buddha Mahayana! (1)
Karya : Y.A Bhiksu Dutavira Maha Sthavira
Edit : Hogan Kusnadi
Sunting : Metta Juwita

Rabu, 24 Oktober 2012

Cangkir yang Cantik


Seorang kakek dan nenek pergi berbelanja di sebuah toko souvenir untuk mencari hadiah untuk cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju pada sebuah cangkir yang cantik, "Lihatlah cangkir itu!", kata si nenek, kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat," ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara, "Terima kasih atas perhatiannya, perlu diketahui aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun, suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar."

Kemudian dia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. "Stop! Stop!", aku berteriak. Tapi orang itu berkata, "Belum!". Lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. "Stop! Stop!", teriakku lagi. Tapi orang itu masih meninjuku, tanpa menghiraukan teriakkanku. Bahkan lebih buruk lagi, ia memasukkan aku ke dalam perapian. "Panas! Panas!, teriakku dengan keras. "Stop! Cukup!, teriakku lagi. Tapi orang itu berkata, "Belum!"

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh, ternyata belum.Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. "Stop! Stop!", aku berteriak.

Wanita ini bertaka, "Belum!" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya. "Tolong! Hentikan penyiksaan ini," sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakkanku. Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku", kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatakan aku di dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku begitu terkejut. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku bediri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang tadi menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

Sumber: Super Teen
Oleh: Malahayati, S.Psi


Terkadang untuk menjadi indah dan baik perlu pengorbanan yang besar dan kesakitan luar biasaNamun, setelah semua itu dapat kita lalui hal indah akan menanti kitaSeperti kisah "Cangkir yang Cantik" diatas, sebelum menjadi cangkir yang cantik dan diperhatikan oleh banyak orang ia hanyalah tanah liat tak berhargaNamun ditangan orang yang tepat dan keteguhan hati ia dapat berubah menjadi bergitu berhargaBegitu pula kita, seandainya kita dapat menempatkan diri dan kemampuan kita dengan tepat maka kita dapat menjadi pribadi yang lebih unggul dan indah 


"Karena Emas Murni Tidak Akan Takut Api"

Kasih Seorang Ibu



Kisah ini adalah kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggalah ibu dan anak laki-lakinya untuk saling menopang.

Ibunya bersusah payah seorang membesarkan anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, sang anak tersebut diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan baju untuk sang anak.

Memasuki usia baya, sang anak memasuki sekolah menengah atas. Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja di sawah. 

Saat itu setiap bulannya murid - murid diharuskan membawa tiga puluh kg beras untuk dibawa ke kantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibunya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut. 

Ia kemudian berkata kepada ibunya : 

"Ibu, saya mau berhenti sekolah dan membantu ibu bekerja disawah". 

Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : 

"Kamu memiliki niat seperti itu Ibu sudah senang sekali tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan khawatir, kalau Ibu sudah melahirkan kamu, pasti bisa merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan ke sekolah nanti berasnya ibu yang akan bawa ke sana".

Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan ke sekolah, Ibundanya menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh Ibundanya.

Sang anak akhirnya pergi juga ke sekolah. Sang ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh. Tak berapa lama, dengan terpincang - pincang dan nafas tergesa - gesa Ibunya datang ke kantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya.

Pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya dan mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata : " Kalian para wali murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, di sini isinya campuran beras dan gabah. Jadi kalian kira kantin saya ini tempat penampungan beras campuran". Sang ibu ini pun malu dan berkali - kali meminta maaf kepada ibu pengawas tersebut.

Awal Bulan berikutnya ibu memikul sekantong beras dan masuk ke dalam kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil sekantong beras dari kantong tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata: 

"Masih dengan beras yang sama". 

Pengawas itupun berpikir, apakah kemarin itu dia belum berpesan dengan Ibu ini dan kemudian berkata : 

"Tak perduli beras apapun yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa matang sempurna. Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya". 

Sang ibu sedikit takut dan berkata : 

"Ibu pengawas, beras di rumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana? 

Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata : 

"Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam - macam jenis beras". Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa - apa lagi.

Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali ke sekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata - kata kasar dan berkata: 

"Kamu sebagai ibu kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !". 

Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: 

"Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis". Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa - apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk di atas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.

Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata: 

"Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi."

Selama ini dia tidak memberitahu sanak saudaranya yang ada di kampung sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya. Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat pergi ke kampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan - pelan kembali ke kampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul diserahkan ke sekolah.

Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: 

"Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu." 

Sang ibu buru - buru menolak dan berkata: 

"Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini."

Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam - diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi dengan nilai 627 point. 

Di hari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk di atas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang. Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras.

Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju ke depan dan menceritakan kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah. Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata : 

"Inilah sang ibu dalam cerita tadi."

Dan mempersilahkan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik ke atas mimbar.

Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat ke belakang dan melihat gurunya menuntun Ibunya berjalan ke atas mimbar. Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan Ibu yang hangat dan lembut kepada anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat ibunya dan berkata: 

"Oh Ibu.."

Pesan Cerita :

Pepatah mengatakan: "Kasih ibu sepanjang masa, sepanjang jaman dan sepanjang kenangan" Inilah kasih seorang ibu yang terus dan terus memberi kepada anaknya tak mengharapkan kembali dari sang anak.

Hati mulia seorang ibu demi menghidupi sang anak berkerja tak kenal lelah dengan satu harapan sang anak mendapatkan kebahagian serta sukses di masa depannya. Mulai sekarang, katakanlah kepada Ibu kita di manapun ibu kita berada dengan satu kalimat: " Terima Kasih Ibu, Aku Mencintaimu, Aku Mengasihimu... selamanya".

Kisah Penebang Kayu

Alkisah ada seorang penebang kayu yang sangat kuat melamar pekerjaan kepada seorang pedagang kayu. Ia beruntung karena diterima bekerja. Selain itu, ia mendapatkan posisi dan gaji yang memuaskan. Karenanya, sang penebang pohon memutuskan untuk bekerja dengan optimal.

Sang majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerjanya. Hari pertama, sang penebang kayu berhasil merobohkan 18 batang pohon. Sang majikan sangat terkesan dan berkata, "Bagus, bekerjalah seperti itu."

Penebang kayu semakin termotivasi karena mendapatkan pujian dari majikannya. Pada keesokan harinya, ia kembali bekerja dengan keras, tetapi ia hanya berhasil menebang 15 batang pohon. Pada hari ketiga, ia hanya berhasil menebang 10 pohon. Hari-hari berikutnya pohon yang dirobohkan semakin sedikit.

"Aku mungkin telah kehilangan kekuatan," pikir si penebang kayu itu.

Kemudian penebang kayu menemui majikannya dan meminta maaf kepadanya. Tanpa ditanya, ia mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui apa yang menyebabkan kinerjanya menurun dilihat dari jumlah pohon yang berhasil ditebangnya.

"Kapan terakhir kali engkau mengasah kapak mu?" tanya sang majikan.

"Mengasah? Saya tidak pernah punya waktu untuk mengasah kapak. Saya sangat sibuk menebang pohon." jawabnya.

Sumber: Super Teen  
Oleh: Malahayati, S.Psi

Dari kisah tersebut dapat kita ketahui bahwa bukan kekuatan sang penebang pohon yang mulai melemah tetapi kemampuan kapaknya yang mulai tumpul dan tidak setajam dulu.

Kita semua juga seperti itu, membutuhkan waktu untuk berpikir, merenung, belajar, bertumbuh, dan merefleksikan diri. Kalau tidak mempunyai waktu untuk mengasah "kapak" kita, maka kita akan kehilangan efektivitas kita.

Jadi, sesemangat apapun kita tetap perlu istirahat sejenak dan keluar dari rutinitas harian kita untuk sekedar beristirahat sejenak dan melakukan hal yang kita sukai agar kemampuan pikiran kita dapat kembali seperti semula.

Enjoy your day ~.~

Sandal yang Menyelamatkan Hidupku

Tidak ada yang dapat mengulang kembali kehidupan, tapi semua orang dapat memulainya sekarang dan membuat akhir yang baru.
Carl Bard

Masa sekolah menengah pertama adalah masa-masa yang suram dalam hidupku. Waktu itu aku merasa tidak mempunyai teman, kecuali satu orang. "Teman" ini selalu mengatakan kami akan selalu "berteman selamanya". Teman adalah seseorang yang memperhatikan kita dan selalu ada jika kita sedang bersedih. Tapi, aku tidak pernah merasakan semua itu darinya.

Kami hanya bersama di satu kelas mata pelajaran, jadi aku tidak terlalu sering melihatnya. Ia selau sibuk dengan urusannya-pacarnya, kehidupan sosialnya, dan teman-temannya yang lain. Bila aku sedang berjalan sendirian di sepanjang koridor, aku pasti melihanya bergandengan tangan dengan orang lain. Ia hanya menatapku seiring aku berjalan melewatinya. Ia tak pernah datang untuk berbicara padaku kecuali di kelas itu.

Di suatu hari yang hujan, aku mengirimkan instant-message lewat internet kepadanya. Kupikir akan sangat mengasikkan bila kami dapat berbincang-bincang di internet. Kami mulai chatting, mengobrolkan sekolah, anak-anak cowok, dan hal-hal lain yang memang seharusnya dibicarakan dua cewek praremaja normal. Lalu aku bilang aku mempunyai sebuah CD film baru, dan aku mengundangnya datang ke rumah untuk menontonnya bersama. Aku menunggu dan menunggu balasannya. Ketika akhirnya ia membalas rasanya bagaikan sebuah pisau mengiris hatiku.

Ia bilang, "Kenapa kamu pikir aku mau datang dan menonton film bersamamu? Setiap kali kamu mempunyai barang baru kamu selalu datang kepadaku dan membicarakannya sampai aku bosan. Kamu selalu membicarakan semua hal setiap saat." Aku kelimpungan meminta maaf kepadanya. Aku tidak bermaksud seperti itu, dan terus meminta maaf.

Ia membalas, "Aku tidak mau duduk di sini dan meributkan masalah itu denganmu, meskipun semua itu adalah kenyataan." dan ia memutuskan hubungan.

Aku terus duduk di depan komputer untuk beberapa menit. Aku masih tidak dapat mengerti bagaimana seseorang yang mengaku temanku dapat berkata seperti itu. Aku pergi ke ruang keluarga dan duduk di samping ibuku, lalu tangisku meledak Ibu mencoba mnghiburku dan meyakinkan aku bahwa semua akan baik-baik saja.

Aku tidak dapat tidur malam itu. Aku merasa sangat kesepian, sepertinya tidak ada yang mencintaiku. Sepertinya orang-orang hanya mendekatiku bila mereka membutuhkanku. Aku merasa seperti tidak terlihat. Aku terus menangis sepanjang malam.

Keesokan harinya, aku terbangun sekitar pukul 8 pagi. Ibuku masuk ke kamarku dan bilang ia dan ayahku akan pergi ke dokter. Mereka akan pulang dalam beberapa jam. Setelah mereka pergi aku duduk di tempat tidurku dan berpikir apa yang sebaiknya aku lakukan. Lalu sesuatu terlintas dalam kepalaku.

Aku akan bunuh diri hingga semua orang tidak perlu berpura-pura lagi melihatku atau memerhatikanku atau mengaku temanku. Kehidupan sosialku adalah satu-satunya alasan dari keputusanku. Yah, di samping itu, aku pun selalu mendapat nilai yang buruk - itu juga dapat menjadi alasanku.

Aku duduk dan memikirkan cara untuk melakukannya. Menembak kepalaku, minum obat tidur banyak-banyak, atau mengiris pergelangan tanganku? Akhirnya aku memilih obat tidur. Aku mengambil sebotol obat tidur dari meja di samping tempat tidurku sambil menulis surat terakhir untuk keluarga dan teman-temanku.

Aku sudah siap membuka tutup botolnya ketika tiba-tiba telpon berdering.

Ternyata iburku yang menelpon. Ia menanyakan ukuran kakiku karena ia melihat sepasang sandal warna biru laut yang cantik di toko. Aku bilang, "ohh.. ya, baiklah, ukuranku sebelas."

Lalu ia bertanya, "Ada apa, sayang? Kamu baik-baik saja?"

Aku menjawab, "Ya, mom, aku tidak apa-apa."

Kemudian aku mendengar kata-kata yang sepertinya lama sekali tak pernah kudengar dari semua orang, "I LOVE YOU", aku akan pulang satu jam lagi." Aku menutup telepon. Duduk termenung, dengan obat tidur di tanganku. Berpikir, kenapa aku sampai melupakan orang-orang yang benar-benar mencintaiku?

Ketika ibuku pulang, ia memelukku, menciumku dan mengatakan ia mencintaiku berkali-kali. Aku tak pernah menceritakan apa yang baru saja akan kulakukan.

Hari berikutnya, "teman"ku memanggil dan berkata, "aku hanya bercanda kemarin." Aku juga tak pernah menceritakan niatku untuk bunuh diri kepadanya. Aku menyimpan rahasia ini untuk diriku sendiri. Sampai sekarang, aku belum menceritakan kejadian itu kepada seorang pun. Aku tidak pernah menyalahkan orang lain. Aku menyalahkan diriku sendiri.

Aku sangat bersyukur ibuku meneleponku saat itu. Aku menjadi sadar kalau aku dicintai dan diperhatikan. Bunuh diri bukanlah jalan keluarnya. Mungkin aku hanya perlu mendengar kata "I LOVE YOU" lebih sering lagi. Mungkin kita semua perlu itu. Aku harus menyadari dukungan dan cinta dari keluargaku. Bahkan saat aku mendapati banyak rintangan di sekolah. Aku pun sadar, aku juga harus ada untuk mereka.

Dari kesimpulanku tentang persahabatan, ibuku adalah sahabat terbaik. Ibuku tidak tahu betapa aku menganggapnya sangat istimewa dan menjadi pahlawan bagiku. Terima kasih, Mom, karena cintamu yang begitu besar. Karena kau telah menyelamatkan hidupku-tanpa kau ketahui. Kau adalah sahabatku selamanya.


Sumber: Chicken Soup for Preteen Soul

Hidup begitu berharga untuk disia-siakan kini hanya tinggal bagaimana cara kita untuk mengisi kehidupan ini dengan hal yang baik..
Dalam hidup mungkin akan terdapat banyak sekali rintangan dan tantangan yang membuat kita lelah dan ingin menyerah
Namun harus kita sadari setelah kita dapat mengalahkan semua permasalahan itu kita akan mendapatkan hidup baru yang lebih baik
Kita akan mendapatkan sayap indah setelah proses yang lama dan menyakitkan
Harus kita sadari tidak ada emas murni yang takut akan api, karena semakin lama dibakar dalam api maka akan semakin murni emas itu
Begitu pula kita
Terkadang hidup memang terasa begitu sulit namun semua ada masa dan waktunya
Satu persatu masalah akan timbul dan silih beganti 
Namun tak selamanya hidup hanya terisi oleh masalah
Akan ada hasil dan buah yang manis nanti diakhirnya
Terkadang akupun dapat merasa lelah dan ingin menyerah apalagi tanpa dukungan
Tapi semua pasti bisa kita lalui selama masih ada semangat di hati ini

Sabtu, 20 Oktober 2012

Tetap Ada Bersamaku

Kau selalu penuh kehidupan, senyuman, dan perhatian.
Hidup merasa kau bagian darinya, dan aku merasa kau bagian dariku.

Britanny L. Hielckert, 14 tahun

Aku anak baru di lingkungan ini. Keluargaku baru saja pindah dari kampung ke kota yang lebih besar. Jadi, aku harus mencari teman baru. Aku tidak tahu bagaimana caranya. Padahal bukan sekali ini aku pindah rumah. Tidak mudah memperkenalkan diri kepada orang yang benar-benar asing dengan harapan dia menyukaimu dan mau berteman.

Jadi, aku sangat kesepian sampai hari dimana aku bertemu dengan seorang anak laki-laki bernama Brandon. Ia menghampiriku dan bertanya apakah aku mau bermain bersama dia dan teman-temannya. Sejak saat itu kami seperti sahabat. Umurnya lebih tua beberapa tahun dariku, jadi ia sealu memperlakukanku layaknya seorang adik perempuan. Jika tidak sekolah, ia bermain denganku.

Bulan-bulan kulewati dan akhirnya tahun berganti. Persahabatan kami semakin erat. Meskipun Brandon mempunyai lebih banyak teman di sekolah yang juga sering datang ke tempat kami, Brandon masih memperbolehkan aku bermain bersamanya. Walaupun ada teman-temannya, Brandon tidak pernah membiarkan orang lain mengusirku atau menggangguku. Ia selalu ada untukku.

Bila ibuku memanggilku untuk makan malam, aku selalu memohon agar diperbolehkan bermain sebentar lagi. Tapi, Brandon akan berkata, "Tidak, pergilah makan malam dulu. Aku akan menunggumu di sini." Kadang aku berpikir dia tak akan ada di sana saat aku kembali. Tapi ternyata dia selalu menungguku.

Tidak jarang, Brandon membantuku mengerjakan tugas sekolah dan menjelaskan kepadaku pelajaran-pelajaran sekolah. Kalau tidak kami akan bersepeda atau bermain skateboard berkeliling perumahan. Hal terpenting yang diajarkannya adalah menjadi diri sendiri. Dia selalu berkata, "Tak usah peduli omongan orang lain tentang dirimu. Percayalah pada pikiranmu sendiri." Perkataan itu membekas dalam hatiku.

Pada suatu akhir pekan, aku harus pergi ke rumah nenekku. Beberapa minggu sebelumnya, seorang anak bernama Lance pindah ke lingkunganku. Dia terlihat baik. Di hari aku pergi, Brandon bilang dia akan pergi ke rumah Lance untuk bermain video game. "Oke, kita ketemu lagi hari Senin ya," kataku.

Semua berubah saat itu. Brandon menginap di tempat Lance, bermain video game dan menonton film. Sabtu malam itu, mereka bermain nintendo di kamar orang tua Lance. Lance melihat pistol kecil di tempat tidur ayahnya. Dia mengacungkannya ke arah Brandon, dan menarik platuknya. Dia mengira pistol itu kosong. Ternyata dia salah.

Aku baru pulang hari Minggu malam. Ketika aku datang, semua orang di rumahku menangis. Aku ketakutan karena tidak tahu apa yang terjadi. Ibuku mengajakku ke kamarnya dan berkata telah terjadi sebuah kecelakaan. Saat itu, aku merasa semuanya akan berbeda. Akhirnya ibuku menceritakan bahwa Lance secara tidak sengaja telah menembak Brandon. Brandon tidak berhasil diselamatkan. Ibuku tidak menceritakan di bagian mana Brandon tertembak. Tapi aku sudah punya bayangan dari cerita ibuku.

Aku menagis dan berlari ke kamarku, menyembunyikan wajahku di balik bantal. Aku tidak ingin bertemu siapa pun.

Beberapa hari kemudian, kami menghadiri upacara pemakamannya. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menagis. Aku melihat ke atas dan berpikir, Brandon sekarang ada di tempat yang lebih baik. Brandon mengenal Tuhan. Itu membuat hatiku lega. Semua ini terjadi tujuh tahun yang lalu. Sekarang aku berumur tiga belas tahun. Bagiku, tetap saja tiada hari tanpa memikirkannya. Aku selalu menagis bila melewati kompleks pemakaman, Sahabatku telah tiada, tapi persahabatan yang telah ia tunjukkan kepadaku-anak baru di lingkungan yang asing- tetap hidup dalam hatiku.

Jaime Fisher, 13 Tahun
Sumber: Chicken Soup for the Preteen Soul

Makasih 'Ma & 'Pa

Makasih 'ma karena sudah merawatku saat aku masih dalam kandungan
Makasih 'ma karena sudah melahirkanku ke dunia ini
Makasih 'ma karena telah merawatku dengan penuh kasih

Makasih 'pa untuk selalu menjagaku dari rasa sakit
Makasih 'pa untuk menenangkanku saat aku takut
Makasih 'pa untuk melindungiku dari bahaya


Makasih 'ma karena telah mengajariku mengenai kasih sayang
Makasih 'pa untuk mengajariku menghadapi dunia

Makasih 'ma untuk merawatku saat ku sakit
Makasih 'pa untuk usahamu memenuhi segala kebutuhanku

Maafkan aku jika aku masih sering kali mengecewakan kalian
Maaf jika aku masih belum dapat membuat kalian bahagia..

Dan aku pun tahu apapun yang ku lakukan tak akan dapat membalas semua baikkan kalian

Maaf karena sering kali ku membentak berbicara dengan nada yang keras
Sering kali tidak mau mendengarkan nasihat dan perkataan kalian

Terima kasih TUHAN karena telah menciptakan orang tua bagi ku, orang tua untuk mendidikku menghadapi dunia ini.