Jumat, 14 Juni 2013

Memberi Lebih Dulu


Seorang pria paruh baya mempunyai sebuah toko makanan ternak yang tidak begitu laku. Makin hari makin sedikit orang-orang yang membeli makanan ternak

Dalam keputusasaanya, pria tersebut mendapat ide gila yaitu menginvestasikan 50 dolar (uang yang cukup banyak pada zaman itu) untuk membeli 1000 ekor anak ayam. Para tetangganya langsung mengejek dan menganggap pria itu gila. Jual makanan ayam saja tidak bisa, apalagi jual anak ayam. Mereka lebih heran lagi ketika tahu bahwa pria ini tidak menjual anak ayam tersebut. Sebaliknya ia memberikan anak-anak ayam tersebut secara GRATIS kepada pembeli makanan ternaknya.

Benar-benar Gila! mereka berpikir, tokonya mau bangkrut, malah beli banyak anak ayam, lalu membagi-bagikan anak ayam tersebut secara gratis. Mana ada pebisnis waras yang melakukan hal seperti itu? Nyatanya, setelah ada program gratis anak ayam tersebut, mulai banyak orang membeli ditokonya.

Semakin hari ternyata tokonya semakin laris saja. Setelah diselidiki ternyata pembeli yang menerima anak ayam gratis itu kembali lagi. mengapa bisa demikian? Tentu saja mereka beli makanan ayam untuk anak ayam gratisan itu.

Apa pesan moral dari cerita tersebut diatas ?

Jangan pernah takut untuk memberi karena memberi adalah langkah pertama untuk kita menerima. Sayangnya banyak orang selalu berpikir yang sebaliknya menerima dulu, baru berpikir untuk memberi. Ini yang membuat kita tidak mengalami terobosan apa-apa dalam hidup ini.

Mana ada petani yang mengharapkan untuk menuai padahal ia tdk pernah menabur sebelumnya? Selama ada kesempatan, jadilah orang yang murah hati, beri kebaikan, beri perhatian, beri, dan beri. Jangan hanya Beri jika ada keuntungan saja untuk kita. Ingatlah bahwa hidup ini seperti Gema. Apa yang kita keluarkan akan kembali lagi kepada kita. Apa yang kita berikan akan kita dapatkan kembali, bahkan berkali kali lipat dari apa yang kita berikan.

Mari selalu melakukan kebaikan, jauhkan rasa iri hati, menabur yg baik tentu akan menuai kebaikan. Selamat memberi !

Sumber : Sumber - SL.Book

Hargai yang Kau Miliki

Hallo pembaca semua :)

Sudah lama sepertinya saya tidak mengepost tulisan di blog ini di karenakan berbagai kegiatan sehari-hari lengkap dengan segala permasalahannya yang mewarnai kehidupan ini. Beberapa hari yang lalu sempat jatuh sakit juga dan aku baru sadar kalau sehat itu emang segalanya. Sebab saat sakit mau mengerjakan apapun pasti gak semangat dan malas. Coba bayangkan kegiatan sehari-hari tanpa sakit aja sudah malas ditambah sakit rasanya jadi tambah malas.

Setidaknya saat sehat kita bisa melewati semua kegiatan sehari-hari kita dengan perasaan yang lebih nyaman, gak lemes terus bawaannya. Apalagi kalau kita bisa bersyukur atas apa yang ada segala sesuatu bisa terasa jauh lebih baik lagi. Walau gak mudah memang untuk selalu melihat dari sisi yang baik saja. Lagi pula saat sakit mungkin kita memang sudah terlalu lelah dan perlu sedikit memelankan langkah kita sejenak untuk beristirahat sekaligus mereview apa yang sudah kita kerjakan.

So kawan-kawan semua harus jaga kesehatan apalagi di musim yang berubah-ubah dan gak menentu ini.

Ayooo semangat lagi semangat-semangat :)

Aku tahu aku sendiri juga gak selalu semangat mungkin kadang ada yang mikir, sok banget sih aku ini kayak ngajar-ngajarin orang, tapi gak gitu kok maksudnya. Aku bilang semangat soalnya kan kalau kita semangatin orang lain kita sendiri harus semangat juga jadi aku bisa ikutan semangat. Hanya ingin sama-sama belajar dan berusaha menjadi lebih baik di setiap hari yang telah kita lewati.

Semangat selalu. 

^^

Jumat, 24 Mei 2013

Semua Ingin Bahagia



Memang ada perbedaan antara seseorang dengan orang lain. Beda adat, beda strata social, beda agama, beda keturunan, dan sebagainya. Dan perbedaan itu kadang-kadang dijadikan “peluru” untuk bertengkar. Sesungguhnya perbedaan itu tidak mendasar, karena yang melihat perbedaan itu hanyalah mata daging kita ini. Tetapi bila kita melihat dengan mata hati, melihat dengan pegetahuan yang mendalam, justru perbedaan itu tidak mempunyai alasan yang kuat.

Di antara mereka yang  berbeda agama, berbeda kepercayaan, bahkan mungkin yang merasa tidak mempunyai agama, semuanya tidak ada yang ingin menderita, semua ingin hidup bahagia, ingin mencapai kehidupan yang lebih baik. Bukankah demikian? Siapa pun yang berkelebihan atau berkekurangan, beragama A atau beragama B, siapakah diantaranya yang ingin menderita? Semua menolak penderitaan dan menginginkan hidup yang lebih baik.

Bahkan bila kita berpikir lebih luas, binatang-binatang sekalipun tidak ingin menderita. Binatang-binatang juga ingin menghindari penderitaan dan mencari hidup yang enak. Hanya saja beda antara manusia dengan binatang: binatang mencari hidup yang enak dengan sederhana, sedangkan manusia bisa mencari hidup yang lebih baik, lebih bahagia, lebih berkualitas, dan lebih berharga dengan jangkauan lebih luas.
 
Sumber : Bersahabat Dengan Kehidupan – Memaknai Dengan Kearifan
Oleh : Bhikkhu Sri Pannyavaro


Selasa, 09 April 2013

Berani Mencoba


Alkisah, adalah seorang pembuat jam yang berkata kepada jam yang sedang dibuatnya.

“Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak kurang lebih 31,104,000 kali selama satu tahun?”

“HA?”, kata jam terperanjat. “Mana saya sanggup?”

“Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?”

“Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?” jawab jam penuh keraguan.

“Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?”

“Dalam satu jam harus berdetak sebanyak 3,600 kali? Banyak sekali itu,” tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuannya sendiri.

Dengan penuh kesabaran, tukang jam itu kemudian berbicara kepada jam, “Kalau begitu, sanggupkah kau berdetak satu kali setiap detiknya?”

“Naaa, kalau begitu, aku sanggup!” kata jam dengan penuh antusias.

Demikianlah, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik.

Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu. Dan sungguh luar biasa, jam itu ternyata mampu berdetak tanpa henti selama satu tahun penuh. Itu berarti, ia telah berdetak sebanyak lebih dari 31.104.000 kali.

Renungan:

Ada kalanya kita merasa ragu dengan segala tugas pekerjaan yang terasa begitu berat. Namun, jika sudah dijalankan, kita baru akan menyadari bahwa kita ternyata mampu untuk mengerjakannya. Bahkan untuk pekerjaan yang semula kita anggap mustahil untuk dapat diselesaikan sekalipun. Maka, jangan berkata “tidak”, sebelum Anda mencobanya.

Ada yang mengukur hidup dari hari dan tahun yang telah dilewatinya, dengan denyut jantung, gairah, dan air mata. Tetapi, ukuran sejati kehidupan di bawah mentari ini adalah apa yang telah kita lakukan dalam kehidupan ini untuk orang lain.

“Jangan mengaanggap diri sendiri tidak memiliki kekuatan, tidak memiliki kemampuan. Karena kita tidak dapat mengetahui hal tersembunyi apa yang sesungguhnya kita miliki.”

Terkadang sering kali kita merasa hal tersebut mustahil untuk dilakukan, namun nyatanya setelah hal tersebut kita lakukan, kita bahkan tidak menyadari bahwa sudah begitu banyak waktu yang terlewat dan ternyata kita mampu untuk melakukannya dengan baik. Banyak kata-kata motivasi yang mengatakan “Jangan menilai orang lain dari luarnya,” mungkin sekarang ini kata-kata tersebut harus ditambahkan menjadi “Jangan menilai orang lain dan diri sendiri dari luarnya saja.” Karena kita tidak akan pernah tahu isi suatu kado sebelum membukannya, begitu pula halnya dengan manusia, kita tidak akan tahu kekuatan apa yang ada didalam diri seseorang sebelum menggalinya dengan lebih seksama.

Untuk membentuk sesuatu hal tentunya diperlukan proses yang berbeda-beda tergantung dari hal yang ingin dibuat tersebut apakah memiliki tingkat kesulitan yang tinggi ataukah tidak, dan dalam proses membuatnya tentu diperlukan waktu yang tidaklah singkat. Kita hanya perlu tekun untuk menggeluti hal yang sedang kita kerjakan, sampai membuahkan hasil.

Sumber : Hadiah Terindah - Dessy Danarti
Sunting by : Vimala Sari

Anak Kerang


Pada suatu hari, seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh kepada ibunya sebab sebutir pasir yang tajam memasui tubuhnya yang merah dan lembek. “Anakku,” kata sang ibu sambil bercucuran air mata, “Tuhan tidak memberikan sebuah tangan pun pada kita bangsa kerang sehingga ibu tak bisa menolongmu. Rasanya pasti sakit sekali, ibu tahu itu anakku. Termalah itu sebagai takdir alam.”

“Kuatkan hatimu. Kerahkan semangatmu untuk melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat.” Kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat ibunya. Memang ada hasilnya, tetapi rasa sakitnya masih amat terasa. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya dan merasa semua yang ia lakukan akan sia-sia. Tapi ia tetap melakukannya dengan tekun.

Dengan bercucuran air mata, ia berusaha bertahan, betahun-tahun lamanya. Tanpa disadarinya, sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Semakin lama semakin halus. Rasa sakit pun semakin berkurang. Mutiara semakin besar. Rasa sakit pun menjadi terasa lebih wajar.

Akhirnya, sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar yang utuh, mengilap, dan berharga mahalpun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi sebuah mutiara yang sangat elok.

Air matanya berubah menjadi sesuatu yang sangat berharga. Kini, sebagai hasil dari penderitaannya selama bertahun-tahun, dirinya lebih berharga daripada sejuta karang lain yang hanya disantap sebagai kerang rebus atau goreng di tempat makan.

Renungan:

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yang menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk mengubah “kerang biasa” menjadi “kerang luar biasa”. Oleh karena itu, dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah “orang biasa” menjadi “orang yang luar biasa”.

Mungkin saat ini Anda sedang mengalamai penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka. Cobalah untuk tetap tersenyum dan katakan hal ini di dalam hatimu, “Air mata dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi lebih berharga, seperti mutiara yang terbentuk melalui proses yang panjang dan menyakitkan. Segala hal yang indah tidak dimulai dan tidak terbentuk secara mudah, semua memerlukan proses yang panjang dan beliku yang terkadang menyakitkan. Namun, hal itulah yang membentuk diri kita untuk menjadi pribadi yang kuat pada akhirnya. Hanya orang yang dapat bertahan sampai akhirnya yang akan mengetahui keindahan dari segala kesulitan dan penderitaan yang telah dilaluinya. Karena segala proses itu memerlukan waktu, maka yang kita butuhkan adalah ketekunan dan kesabaran untuk terus melakukan proses tersebut sampai terlihat hasilnya, dah itu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Tapi hal sutil bukan berarti tidak mungkin, hal sulit hanya berarti kita perlu waktu lebih lama untuk melakukannya dan membuatnya menjadi berhasil, sedangkan hal mustahil memerlukan waktu yang lebih lama lagi.”

So, mari semua kita berjuang bersama mungkin akan terasa sulit kalau kita berpikir bahwa ada 365 hari dalam setahun yang harus kita lalui, tapi nyatanya kita hanya harus berpikir ada dua puluh empat jam setiap harinya yang harus kita lalui dan kita jadikan bermakna, jangan biarkan harimu belalu tanpa kau sadari, hingga tiba saatnya nanti kau sudah terlalu tua untuk melakukan apapun yang ingin kau lakukan. Jalani setiap harimu dengan senyuman karena sebuah senyuman akan membuatmu memiliki rasa percaya diri bahwa segala masalah yang sedang kau hadapi kini akan segera terselesaikan.

Sumber : Hadiah Terindah, Dessy Danarti
Sunting by : Vimala Sari

Sabtu, 09 Maret 2013

Qian Hongyan (Gadis Cacat yang Hebat) dari Tiongkok.



Ia adalah sosok semangat yang Inspiratif.



Ujian yang menimpa Qian memang sangat berat. Betapa tidak, di usianya yang masih sangat dini -tiga tahun (tepatnya pada bulan Oktober 2000)- ia mengalami kecelakaan fatal yang mengakibatkan separuh tubuhnya hingga batas pinggang harus diamputasi. 

Kondisi itu diperparah lagi dengan keadaan ekonomi orangtua Qian yang tidak berkecukupan. Karena itu, keluarga gadis cilik yang tinggal di Zhuangxia, Tiongkok itu tak mampu memberikan kaki palsu untuk Qian. Sebagai gantinya, keluarga tersebut menyangga tubuh Qian dengan potongan bola basket. Sebuah solusi yang jauh dari kata nyaman, seperti kaki-kaki palsu lainnya.

Namun, meski tumbuh dengan keterbatasan, Qian membuktikan bahwa dunia belumlah tamat bagi dirinya. Ia tumbuh menjadi gadis yang periang dan murah senyum seolah-olah tak terjadi suatu apa pun dalam dirinya. Dengan memantulkan bola basket di bagian bawah tubuhnya, dan dibantu penyangga untuk membantunya bergerak, Qian tetap bisa menjadi bocah lincah layaknya kebanyakan anak normal.

Bersiap Mendunia.
Dengan kekurangan di tubuhnya, Qian pantang berputus asa, meski ia belum tahu bagaimana masa depannya kelak serta bagaimana ia bisa mengubah hidupnya dengan kondisinya saat itu. Hingga, suatu ketika ia mendatangi sebuah pertandingan olahraga nasional yang diselenggarakan di Kunming pada bulan Mei 2007. Di sana, benih yang menumbuhkan cita-citanya bertumbuh. 

Saat itu, Qian setiap hari menyaksikan perjuangan beberapa atlet cacat yang ikut menyemarakkan pertandingan. Melihat perjuangan rekan senasib yang bertubuh cacat, hati Qian pun tergerak. Jika orang lain mampu berprestasi di bidang olahraga meski dengan tubuh cacat, mengapa dia tidak melakukan hal yang sama? Pikiran itulah meletupkan cita-cita Qian Hongyan untuk ikut menjadi seorang atlet. 

Maka, selepas acara olahraga nasional tersebut, tekad Qian segera diwujudkan dengan bergabung di sebuah klub renang khusus. Tekad itu didukung sepenuhnya oleh orangtua Qian. Maka, mereka pun mendatangi Zhang Honghu, seorang pelatih yang terkenal banyak menjadikan perenang cacat sebagai juara di kejuaraan renang. Qian meminta kesempatan kepada Zhang untuk dilatih menjadi seorang  juara. 

Zhang yang dikenal sebagai pelatih bertangan dingin hanya mengatakan bahwa semua tergantung pada kemauan dan tekad Qian. Sebab, menurutnya, dengan kekurangan separuh tubuh yang tak dimilikinya, agak sulit bagi Qian untuk berenang dengan hanya mengandalkan kedua lengannya. Tetapi, tekad sangat kuat Qian rupanya berhasil memikat Zhang. Maka, ia pun memberikan porsi latihan khusus bagi Qian agar lebih mampu menyeimbangkan kedua bahu dan lengannya. 

Kepercayaan Zhang pun dijawab dengan kesungguhan Qian. Dengan porsi latihan cukup berat, apalagi dengan kesulitan yang dialami sejak awal latihan, Qian tak pernah sekali pun mengeluh. Baginya, impian untuk menjadi atlet adalah cita-cita yang tak boleh padam. Dalam sehari, setidaknya jarak 2000 meter ditempuh Qian di arena air untuk melatih otot-ototnya. Selain itu, latihan lain seperti sit-up, mengangkat beban, hingga berbagai jenis latihan dilakukannya dengan bersemangat. 

Semangat inilah yang membuat Qian kini dikenal di seantero Tiongkok dan bahkan dunia. Kisah hidup dan tekad kuatnya telah menginspirasi banyak orang agar mampu mendobrak segala keterbatasan. Kisah Qian banyak dimuat di berbagai media baik cetak maupun online sehingga mengangkat namanya. Kini, ia ingin mendunia dengan usahanya mewakili Tiongkok pada tahun 2012 pada kejuaraan renang di olimpiade khusus orang cacat. Tak tanggung-tanggung, Qian mematok target menjadi juara dunia renang pada kejuaraan olimpiade tersebut. Dia bekerja keras untuk mewujudkan impiannya tersebut. Jika melihat kesungguhan dan tekadnya, sepertinya impian itu tak mustahil untuk dicapai. Sebab, sejatinya kesungguhan dan tekad kuat yang dilandasi kerja keras akan mampu menaklukkan segala tantangan. 

Sumber : Sumber
Pertama kali baca disitus : TiongHua Indonesia

Kisah yang sangat menginspirasi, sejak pertama kali membaca kisah ini setiap kali aku merasa memiliki masalah dan kesulitan kisah ini kembali teringat dalam benakku dan membuatku kembali berpikir. "Pantaskah aku mengeluh dengan segala masalah yang ada padaku. Bahkan aku masih memiliki tubuh yang lengkap dengan kedua kaki dan tanganku serta kesehatan yang masih kumiliki. Aku masih jauh lebih beruntung tapi kenapa aku justru lebih mengeluh dari Qian dan menyebarkan aura negatif kesekelilingku dengan cemberut dan tidak mau berbagi senyuman" 

Kehidupan ini berlalu dan terjadi melalui ikatan jodoh. Aku harap kita semua bisa membangun ikatan jodoh yang baik. Dimulai dari tersenyum. 

Semoga kisah ini juga dapat menginspirasi teman-teman sekalian dan kita bisa selalu mengingat bahwa masih ada banyak masalah diluar sana yang dihadapi orang lain yang jauh lebih sulit dari yang kita hadapi saat ini. Mungkin wajar bila sesaat kita mengeluhkan kehidupan kita yang terasa sulit. Tapi jangan jadi terpuruk didalam suatu masalah. Mari kita bersama-sama berusaha selalu menjadi lebih baik dan kembali bangkit.
Karena akupun masih terus belajar.

Semangat !! :)


Kamis, 14 Februari 2013

Valentine oleh Ajahn Brahm


Di hari Valentine (kasih sayang), menurut pendapat saya bukan hanya kasih sayang pada pasangan / keluarga masing-masing. Tapi seharusnya kita juga memancarkan Cinta Kasih kepada semua makhluk. Cinta Kasih yang Universal adalah yang kekal. Juga di hari istimewa ini kita harus bisa memaafkan orang. 

Memaafkan orang yang pernah menyakiti kita akan membuat kita semakin KUAT. Jika kita dihina maka kita hanya perlu menahaan hinaan mereka selama beberapa waktu, tapi mereka akan menanggung keburukan perbuatannya seumur hidup. 

Kisah berikut adalah kisah nyata dari Afrika Selatan. 

Selama bertahun-tahun, orang kulit putih di sana melakukan banyak kekejian pada kaum kulit hitam. Saat Apartheid berhenti dan Nelson Mandela menjadi Presiden Afrika Selatan, beliau tidak menuntut balas. Sebaliknya ia mendirikan sebuah komisi, yaitu Truth and Reconciliation Commission (Komisi Kebenaran dan Rujuk Damai). Pihak mana pun yang telah melakukan kejahatan bisa mendatangi komisi itu, mengakui semua kesalahan dan keburukan yang pernah dilakukannya, dan ia akan diberi pengampunan. Seburuk apa pun itu. 

Suatu hari, seorang polisi mengakui bagaimana dengan kejinya ia menyiksa mati seorang aktivis kulit hitam, dilakukan di hadapan istri aktivis yang telah meninggal itu. Polisi itu gemetar ketakutan saat mengakuinya dan merasa bersalah sepanjang hidupnya. Setelah selesai, si janda bangkit dan berlari ke arah polisi itu. Polisi itu berpikiran si janda akan membunuhnya sebagai balas dendam. Namun sebaliknya, si janda memeluk si polisi sambil berkata "Aku maafkan kamu". 

Jika si perempuan itu bisa memaafkan pembunuh suaminya, tidakkah kita bisa mengampuni kesalahan lebih kecil yang dilakukan pada kita? Buddha selalu menganjurkan pemaafan. Apa pun yang dilakukan oleh orang kepada kita, tugas kita adalah memaafkan mereka, biarlah karma yang menegakkan keadilan. 

Jika saja orang-orang bisa saling memaafkan, maka dunia akan bebas dari konflik dan peperangan. 

Salam Valentine Universal 

sumber : http://www.artikelbuddhis.com/