Aku tidak yakin bahwa tulisanku bagus.
Aku tidak tahu kalau bahasaku benar. Apakah sudah mengikuti Ejaan Yang Disempurnakan? Aku bahkan terkadang tidak memikirkan apa yang ingin aku tulis. Harus sepanjang apa, harus seperti apa.
Aku hanya ingin menulis, ini kah hobi? Aku pun tak yakin padanya. Aku hanya merasa aku selalu menjadi lebih baik setelah aku menulis. Disaat aku sedih, disaat aku terluka disaat aku tak tahu apa yang aku rasa. Aku menulis dan hanya memulainya begitu saja. Dari awal yang aku tak tahu aku ingin menulis apa akhirnya aku mulai bercerita, terkadang aku memulainya dengan kalimat tanya.
Aku bertanya aku kenapa? Apa yang aku rasakan? Apa yang aku pikirkan? Apa yang aku inginkan? Siapa diriku? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Terkadang aku juga merasa saat aku membaca kembali apa yang aku tuliskan. Terkesan selalu sama. Masalah yang aku hadapi kembali pada titik yang sama. Seakan aku tidak berkembang maju melaluinya.
Aku memilih menulis. Bagaimana dengan dirimu wahai pembaca? Apa yang kamu pilih saat kamu tidak tahu apa yang kamu inginkan apa yang kamu rasakan. Aku bukanlah penulis. Aku bukan seorang puitis. Menulis menjadi salah satu cara bagiku untuk berbicara kepada kamu, kepada diriku sendiri. Aku yang penyendiri, aku yang menutup diri. Aku bahagia saat aku dapat menenangkan diri melalui tulisan ini. Aku bahagia saat aku merasa dapat berkomunikasi dengan diriku sendiri.
Wahai diriku
Ya..
Kamu yang ada disana. Mengapa kamu selalu kembali bersedih? Aku tahu tidak segala hal selalu berjalan dengan baik. Aku tahu kamu sedang memikirkan aku. Terimakasih. Terimakasih sudah memikirkan aku dan segala tugas serta tanggung jawabku. Batasan waktu itu memang mengekang kita.
Sampai aku merasa ditahap aku tidak dapat bahagia. Wahai tugas berhentilah, aku lelah. Tapi aku tahu hal itu tak ada gunanya. Selain aku harus terus berusaha berjalan mengejar ketertinggalan. Apalagi yang mampu aku lakukan. Semua demi sebuah cita dan harapan. Aku harap semua ini segera dapat dilalui. Meski aku tahu setelah semuanya, aku tak tahu apalagi yang menanti. Aku tak tahu apalagi yang akan aku tuju.
Bagaimanapun aku berusaha menyukainya, aku tetap tidak suka. Aku tidak suka batasan waktu ini yang mengekang kita. Aku tidak suka. Tapi aku harus mengalahkannya. Aku memang bingung dan tak tahu arah. Aku tahu aku tidak bisa melakukannya semudah aku menulis disini. Karena pemikiran itu harus dilandasi data yang lebih terkini. Tapi aku rasa metodeku disini tetap dapat berlaku.
Aku yang tak tahu mau menulis apa. Aku hanya duduk berusaha menuliskan apa yang aku pikirkan, bukan sebuah karya tentu saja, tetapi akhirnya menjadi suatu buah pemikiran yang aku curahkan yang selanjutnya dapat aku telaah kembali benang penghubung diantaranya untuk analisis lebih mendalam.
Apapun itu tidak akan selesai dengan dipikirkan. Semua harus kita kerjakan. Apapun itu lakukan dulu. Bergeraklah dan mulai. Semua sulit saat memulainya. Tapi kamu harus mencoba.
Salam,
Tukang ketik yang sedang malas dan buntu.
Mengenai data dan persetujuan.
Mengenai waktu dan harapan.
Dari aku yang mulai takut dan gelisah disaat waktu semakin dekat.
Dapatkah aku menyelesaikannya sebelum waktu bergerak pergi?
09 April 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar