Seorang ahli ukir (A) mendapat perintah dari penguasa
setempat ntuk membuat rupang Buddha dari batu setinggi 6 meter untuk dijadikan
tugu perbatasan kota. A merasa senang dan bangga mendapat tugas ini. Ia bersama
teamnya bekerja dengan tekun selama 2 tahun.
Seminggu sebelum peresmian penguasa beserta pejabat lainnya
mengadakan peninjauan lapangan. Penguasa berkata, “Bagus, hanya saja hidungnya
kurang turun dan harus diperbaiki.” A tersenyum dan mengangguk. Ia naik ke atas
menuju hidung rupang Buddha terseut. Dari bawah tampak bubuk-bubuk batu
bertebaran. Tidak lama kemudian ia turun. Penguasa berkata dengan kagum, “Luar
biasa bagus. Engkau mengikuti petunjukku, rupang ini menjadi luar biasa.”
Peresmian berjalan dengan lancar dan bai,. Penguasa bangga
sekali, dalam kata sambutan ia mengatakan bahwa seminggu yang lalu rupang ini
kurang bagus. Mendengar hal itu A hanya tersenyum, karena pada kenyataannya
tidak ada bagian dari rupang Buddha itu yang diubahnya. Ia naik ke atas dengan
membawa bubuk batu, dan perlahan-lahan bubuk batu itu dibuang ke bawah.
Teman-teman se-Dharma, Anda mungkin pernah pula mengalami
kondisi seperti A. Meskipun Anda ahli, ketika mendapat teguran dari pimpinan,
Anda tidak perlu lupa diri dan berdebat, juga tidak perlu terpengaruh. Dapat
dibayangkan, bila saat itu A melawan penguasa dihadapan banyak orang, tentu
penguasa akan tersinggung dan tidak senang, suasana akan menjadi tidak enak,
urusan menjadi tidak berhasil dengan baik. Karya manusia yang utama adalah
hasil yang optimal, bukan? Tentu cara mendapatkannya tidak boleh jaha. Apakah
dengan demikian A telah berbohong? Yang tahu hanya ia dan karmanya.
Buddha mengajarkan untuk melenyapkan avidya/kebodohan. Hidup
itu nyata, ada yang menentukan dan ada yang ditentukan. Orang yang ingin
sukses, ia haus pandai memahami situasi dan kondisi yang dihadapi: menghadapi
situasi yang tidak menyenangkan tidak mengumar emosi, tidak jahat dan tidak
bertindak yang merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Bertindaklah yang
cerdas dalam situasi apapun, jadikanlah Buddha Dharma sebagai pelita hidupmu.
Omitofo.
Sumber : Pencerahan Batin
Karya : Y.A Maha Bhiksu Dutavira Sthavira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar