Syukur dan penghargaan
Terima
kasih Buddha untuk sekian banyak cinta yang telah hadir disekelilingku, terima
kasih untuk kedua orang tua yang telah mengasihiku hingga saat ini, orang tuaku
mungkin bukan yang terbaik di dunia ini, tetapi mereka adalah yang terbaik di
sepanjang kehidupanku.
Entah
sekarang akan jadi seperti apa jika bukan karena bimbingan mereka, meski sering
kali aku lupa dan menganggap semua yang mereka katakan mengganggu dan terlalu
ikut campur dalam kehidupanku, tapi bukankah harus aku ingat bahwa kehidupan ini
berasal dari mereka, meski bukan milik mereka.
Karena
mungkin mereka juga lupa bahwa kehidupan ini memang dari mereka tapi bukan
milik mereka. Dengan segala informasi dan perubahan dalam kehidupan ini, sudah
terlalu banyak paham yang berubah, banyak anak muda yang berpikir bahwa orang
tua mereka mengganggu, bahwa mereka sudah dewasa dan ingin hidup sendiri, tapi
bagaimanapun meski kehidupan kita ini bukan milik kedua orang tua kita, tetap
saja kehidupan ini berasal dari mana? Kita harus ingat.
Karena
bagaimanapun, meski zaman sudah semaju apapun, kata terima kasih tetaplah akan
ada dalam dunia ini, akan tetap dikenal dalam kehidupan ini, meski mungkin tidak
semua orang akan mengingat untuk berterima kasih pada orang lain. Tetapi rasa syukur
itu tak akan pernah lenyap kata terima kasih itu tak akan pernah lenyap. Bukankah
sesuatu yang terlupakan tidak berarti hilang? Meski mungkin suatu saat nanti
akan semakin banyak orang yang tidak mau mengucapakan terima kasih bukan
berarti kata terima kasih itu akan lenyap.
Begitu
pula dengan hubungan kita dan orang tua kita, bagaimanapun juga zaman maju
nantinya tidak akan mungkin robot bisa membuat kehidupan baru di dunia ini, tak
akan mungkin teknologi menciptakan ketulusan kasih dari orang tua yang
menyayangi anaknya. Tak mungkin teknologi menggantikan kehangatan pelukan
seorang ibu, tak mungkin teknologi menggantikan peluh seorang ayah yang mencari
nafkah.
Maka tak
boleh pula kita lupa dari mana sumber kehidupan kita ini berasal.
Meski
secanggih apapun teknologi saat ini, yang bisa membuat orang yang jauh terasa
dekat, tetapi secara nyata kehadiran tersebut hanyalah visualisasi dari
dirinya, tetap saja apa yang ada itu hanya alat yang dingin dan tidak membawa
kehangatan, bagaimanapun juga teknologi saat ini tidak bisa menggantikan perasaan
bahagia saat berkumpul dengan orang-orang yang kita kasihi, bagaimanpun juga
teknologi saat ini hanya dapat mengobati rindu karena raga yang berjauhan.
Oleh sebab
itu, jagalah semua sumber kehangatan di sekitarmu, jangan sampai semua
terlupakan hanya karena benda dingin yang selalu kau genggam dengan khayalan
bahwa visualisasi yang menyerang perasaanmu itu nyata, bagaimanapun sebuah
teknologi memvisualisasikan orang yang terkasih nan jauh disana ia tak dapat
menampilkan seseorang yang sudah tiada untuk dapat berkomunikasi lagi denganmu,
bagaimanapun teknologi memvisualisasikannya, ia akan tetap berbentuk sama
seperti gadget bukan manusia.
Bagaimanapun
saya bukan manusia purba yang tidak mengikuti perkembangan zaman, hanya saja
saya berharap bahwa kita tidak terlena oleh visualisai yang ditampilkan oleh
gadget kita hingga kita lupa bahwa orang-orang yang ada disamping kita itu
adalah nyata. Jangan sampai semua waktu yang berharga itu hilang berlalu dengan
penyesalan karena belum menikmati masa-masa bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar