Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang kita kenal. Dari keluargalah kita mengenal dunia luar nantinya. Pendidikan karakter dalam keluarga amat sangat penting karena dari masa-masa inilah karakter kita nantinya akan terbentuk. Sikap-sikap orang tua disaat-saat pertumbuhan anaknya ini sangat penting, karena akan ditiru oleh anak nantinya.
Anak itu memang lahir karena adanya orang tua, namun anak tetaplah anak yang memiliki karakter yang unik dan berbeda dari orang tuanya maupun dari anak-anak yang lainnya. Kita sebagai orang tua tidak bisa memaksakan kehendak yang kita inginkan kepada anak-anak kita. Kita harus menghargai mereka sebagai pribadi yang memiliki hak yang sama seperti orang-orang pada umumnya.
Anak bukanlah suatu benda yang dapat kita atur sesuai keinginan kita sebagai orang tuanya. Namun anak juga tetap memerlukan kita disisi mereka, saat mereka bingung dan saat mereka belum siap menghadapi dunia ini. Mereka memerlukan dukungan dan bimbingan bukan celaan. Satu hal yang terkadang sering dilupakan oleh para orang tua, mereka sering kali melihat kekuangan anak mereka, hal itu memang baik karena untuk kebaikan mereka nantinya agar kesalahan yang sama tidak terulang lagi. Namun, terkadang kita lupa untuk memberikan suatu pelepas dahaga bagi anak-anak kita yaitu suatu pujian.
Jika terlalu banyak mengkritik anak, maka anak tidak dapat memiliki rasa percaya diri terhadap dirinya sendiri, hal ini dapat berakibat buruk bagi perkembangan mental mereka. Lagipula kita pasti menyadari, apa ada orang yang ingin dicela terus menerus tanpa ada sedikit pun pujian.
Apa kita menyadari, bahwa harapan kita terkadang terlalu tinggi terhadap anak kita, kita hanya ingin yang terbaik bagi mereka, namun terkadang kita lupa bahwa hal tersebut baik dilihat dari sudut pandang siapa? Sudut pandang kita atau sudut pandang anak-anak kita? Coba bayangkan, kita mungkin memarahi anak kita karena mereka malas, kita memukul mereka saat mereka mendapatkan nilai jelek, maksud kita melakukan itu adalah agar mereka menjadi rajin, tapi apa yang ada dalam pikiran anak-anak kita? Mereka akan berpikir bahwa kita itu jahat, kita kejam apalagi jika anak kita masih SD. Mereka pasti belum bisa berpikir berbuka untuk menyadari bahwa semua itu dilakukan demi kebaikan mereka.
Disini bukan berarti saya mengatakan bahwa seorang anak tidak boleh dimarahi, seorang anak tetap harus dimarahi saat mereka salah, namun cara mendidik dengan kekerasan seperti itu sudah tidak dapat lagi digunakan pada zaman sekarang. Kita tahu sendiri anak-anak zaman sekarang sudah lebih maju, cara yang digunakan dulu untuk mendidik kita sudah tidak dapat relevan lagi di zaman ini.
Tapi kita tetap perlu menyadari segala hal yang berlebihan tetaplah tidak akan baik, kalau kita terlalu menyayangi anak kita sampai semua keinginannya kita penuhi dan saat salah pun kita tak pernah memarahinya apa mungkin anak kita dapat maju saat menghadapi dunia yang keras nantinya. Namun apabila kita selalu melihat dia dari kekurangnnya apa ia juga akan maju. Jika kita selalu mendidik anak kita dengan kekerasan, mereka mungkin tidak dapat memiliki rasa empati dan kasih sayang kepada orang lain. Mereka tidak akan memiliki rasa kasih sayang terhadap orang lain, karena mereka sendiri pun tidak pernah merasakan kasih sayang bagaimana mungkin mereka dapat memberikan kasih sayang kepada orang lain jika mereka belum pernah merasakannya.
Yang harus kita lakukan adalah memberikan dukungan dan kepercayaan padanya, seperti saat anak-anak kita masih balita, kita melindungi mereka namun juga membiarkan mereka untuk mencoba, serta kita selalu menghargai setiap keberhasilan mereka sekecil apapun itu.
Jangan biarkan ego kita menutupi kebenaran, orang pasti selalu bertambah tua tapi tidak berarti membuat mereka serta merta menjadi seorang yang bijaksana, begitupun orang tua masih banyak orang tua yang sesugguhnya belum mengerti cara mendidik anak-anaknya. Para orang tua selalu menganggap apa yang mereka lakukan adalah benar, sedangkan anak akan berpikir bahwa apa yang dilakukan orang tua adalah mengganggu. Kita harus dapat mengambil satu kunci dari dua perbedaan itu untuk menggabungkannya menjadi hal yang dapat berjalan seiringan agar anak kita dapat menjadi pribadi yang baik.
Anak pun harus menyadari bahwa semua orang tua tidak mungkin ingin mencelakakan anaknya sendiri dengan sengaja, orang tua kita juga pasti amat sangat menyayangi kita, namun mereka hanya tidak tahu atau salah cara menunjukan kasih sayangnya. Lihatlah kemarahan mereka sebagai wujud kasih sayang mereka yang terlalu besar kepada kita, jangan kila lihat sebagai kemarahan yang harus kita balas, karena semua tidak akan ada akhirnya dan justru saling menyakiti diantara kita.
Berharap dengan posting ini dapat membuat para orang tua dan anaknya menjadi lebih dekat, tidak ada lagi jurang yang dulu tercipta yang membuat kasih sayang antara orang tua dan anak tidak dapat terjalin dengan baik.
kl dalam postingan ini, menurut saya ada benarnya, namun ada sedikit perbedaan pendapat dari saya.
BalasHapusorangtua yang keras dengan anaknya akan dapat membentuk anaknya berprilaku baik dan sukses.
namun tantangan orangtua adalah, sanggupkah mereka keras dengan anaknya?
namun saya sangat setuju mengenai pujian dan celaan. memang, saat kita menyodorkan piala atau piagram dan ortu hanya berkata "taruh saja disitu" itu akan memupuskan semangat anak
juga ketika anak berkreasi dan kreasi itu dibuang krn makan tempat, tentu anak juga jadi malas berkreasi.
saya juga setuju mengenai tidak ada orangtua yang ingin hal yang buruk terjadi pada anaknya. :)
untuk dirangkum, menurut saya anak memerlukan orangtua yang dapat tegas dan keras terhadap anaknya (memukul pun tidak masalah) namun mau mengakui bakat, menghargai dan mendukung bakat anak tersebut.
Keep writing :D
makasih buat komentarnya .. itu membangun buat saya.. iya .. saya juga merasa bahwa dalam mendidik anak harus seimbang seperti prinsip yin dan yang.. tidak bisa berat sebelah.. tidak bisa terlalu keras atau pun terlalu lembek.. karena anak itu unik..
Hapusposting kamu br sgn ya? ayo update lg :)
BalasHapus